Asal-usul Tanaman Padi Hingga Sampai Ke Indonesia

 Sumber gambar:  https://m.ayocirebon.com

Hampir semua mahkluk membutuhkan makanan agar tetap bertahan hidup. Manusia misalnya, membutuhkan nasi agar memiliki kekuatan untuk melakukan pekerjaan. Nasi berasal dari beras yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan sangat baik bagi tubuh. Sebenarnya ada makanan lain seperti jagung, ubi kayu dan sagu yang juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Nasi, yang kita ketahui bersama berasal dari beras dan beras sendiri asalnya dari tumbuhan yang biasa dikenal dengan sebutan padi. Dalam tulisan kali ini akan menjelaskan mengenai sejarah padi hingga sampai ke Indonesia.

Beras adalah butir padi yang telah di buang kulitnya, biasa disebut sekam, merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat. Beras merupakan makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Komoditas pangan ini di produksi dan konsumsi di Asia, merupakan tanaman yang sangat penting melebihi kentang, jagung, gandum dan sereal lainnya. Fungsi strategisnya terletak pada posisinya yang menjadi pangan pokok (staple food) bagi sekitar separuh penduduk dunia. Di beberapa negara Asia, beras menyediakan 30-80% kebutuhan konsumsi kalori per kapita. Karena posisi yang strategis banyak penelitian, jurnal, buku dan sumber-sumber yang lain yang membahas mengenai beras. Di perpustakaan IRRI (International Rice Research Institute) di Filipina, tidak kurang tersimpan 100 ribu katalog buku tentang beras, 100 buku diantaranya mengulas sejarah beras yang ditulis dalam berbagai bahasa. Sumber lain adalah RiceWeb yang mencakup berbagai hal: pangan dunia, produksi dan perdagangan serta riset. 

Beras menjadi bahan kounsumsi yang penting karena selain mengandung karbohdrat juga mengandung vitamin dan mineral penting. Beras bisa tumbuh di daerah tropis, daerah dataran rendah ataupun dataran tinggi. Beras juga bisa dibudidayakan baik secara tradisional maupun hidroponik. 

Sejarah Penyebarannya
Beras adalah tanaman padi yang telah diolah dengan cara memisahkan kulit dengan bulirnya. Padi sendiri sudah ada sejak 3.000 tahun yang lampau dan di konsumsi pada acara keagamaan India, Cina Afrika dan Jawa. Sumber lain mengatakan bahwa budidaya padi sudah ditemukan sejak 10.000 tahun yang lalu. Namun jenis padi yang ada saat ini tidak diketahui dengan pasti dari mana asalnya karena ada begitu banyak jenis padi yang dibudidayakan di masa sekarang. Misalnya di India ada sekitar 2.000 jenis padi, di Jepang ada sekitar 2.659, di Filipina 940 sedangkan di Indonesia lebih dari 8.000, itu semua belum termasuk yang ada didaratan Cina. Total jumlah jenis padi yang di budidayakan di seluruh dunia sekitar 140.000 dan 90.000 diantaranya tersimpan di International Rice Genebank
Padi atau yang memiliki nama latin Oryza Sativa mempunyai beberapa spesies yang tersebar ke berbagai penjuru dunia. Berikut ini beberapa spesies padi beserta penyebarannya:

  SPESIES   PENYEBARAN  
 fasua atau spontanea; O. minuta presl;
O. officinalis
 India, Indocina dan Asia lainnya. 
O. punctata kotschy; O. longistaminata chew;
O. glaberrima steud; O. breviligulata chew dan
O. stapfii roch
 Afrika
O. schwein furthiana prod; O. latifolia desv;
O. grandiglumis 
 dan  O. australiensis dour
 Amerika
Menurut salah seorang tokoh bernama Backer (1924), dalam Soemartono (2001) beberapa spesies dapat di jumpai Indonesia seperti O. ridleyi hookfil, O. granulata neers et arn, O. meyeriana baell, O. latifolia desv, O. lativa l. spontanea. Spesies-spesies tersebut dapat kita temukan di Sumatera dan Kalimantan khususnya dataran rendah yang lembab dan ternaungi. O. granulata neers et arn ditemukan di Jawa dan Kangean pada ketinggian 1-700 meter dpl (di atas permukaan laut) O. meyeriana baell adalah spesies yang jarang di jumpai dan hanya ada di daerah Jawa.

O. latifolia desv ditemukan di Jawa khususnya di daerah yang becek dan ketinggian sampai 400 meter di atas permukaan laut. O. sativa l. spontanea ditemukan di Jawa barat dan Kangean pada ketinggian sampai 1.000 meter di atas permukaan laut, di parit, payau rawa dengan air menggenang. 
Spesies ini diberi nama padi apung liar yang kadang-kadang tumbuh dalam jumlah yang banyak dan bisanya menghimpit tanaman yang lain. Berdasarkan perbedaan morfologis (bentuk), O. sativa l bisa dibedakan menjadi 2 kategori yaitu, O. sativa forma Indica yang banyak terdapat didaerah tropis (India, Indocina, Filipina, Cina Selatan dan Amerika Serikat), dan O. sativa forma Japanica yang banyak terdapat didaerah subtropis  (Jepang, Korea, dan Cina Utara) sedangkan daerah yang tak bisa dimasukkan kedalam keduanya disebut Indo Japanica.

Sejarah Masuknya Ke Indonesia
Padi mulai di kenal di Indonesia sekitar 1000 tahun Sebelum Masehi ketika bangsa Austronesia menjalankan kehidupannya. Bukti-bukti awal ditemukan di daerah Sulawesi yang memakan bulir-bulir padi hanya sebagai biji-bijian yang bisa di konsumsi. Selang beberapa waktu kemudian barulah padi (beras) dijadikan sebagai makanan pokok yang penting karena sifat padi yang mudah tumbuh di daerah mana saja. 
Tanaman pangan utama dunia (padi dan gandum) tidak dapat disebut sebagai tanaman asli Indonesia karena kedua jenis tanaman itu berasal dari luar. Berdasarkan catatan dalam buku Beras di Asia - Kisah kehidupan Tujuh Petani dari Unitwin Unesco Project, Penerbit Universitas Sumatera Utara Press, 2002, padi di Indonesia ada di perbatasan Barat Daya Cina Yung Nan - Bukit Asam India pada masa 7.000 tahun Sebelum Masehi. Gelombag pertama difusi (penyebaran) beras terjadi disepenjang sungai mekong dan sungai-sungai lain yang menghubungkan Semenanjung Indocina yang beriringan dengan migrasi manusia. Gelombang kedua terjadi dari pegunungan Asam masuk ke Sungai Brahmaputra, Gangga, Bengal sampai Chennai, Teluk Bengai, Semenanjung Melayu dan Indonesia. Gelombang ketiga melewati Himalaya dan keempat melalui sungai Yangtze yang mengalir dari Yung Nan sepanjang 6.400 km menuju Sanghai, kemudian ke Korea dan Jepang.

Sekitar awal abad ke-8, yang konon katanya menjadi awal mula padi di tanam di pulau Jawa. Sejak saat itulah kebutuhan masyarakat terpenuhi yang sekaligus menjadi awal mula cerita Dewi Sri "menampakkan diri" ke komunitas petani dan menyatakan dirinya sebagai dewi kesuburan, dewi pangan dan dewi kesejahteraan. Berdasarkan catatan dari Jonathan Rigg, ahli geografi dari Universitas of Durham, pada awal abad ke-10 Jawa telah menjadi pengekspor beras dengan jumlah banyak ke berbagai negara. Kemudian pada awal abad ke-15 dilaporkan bahwa Ma Huan, sekertaris Laksamana Zheng Ho dari Dinasti Ming, menuliskan bahwa di Jawa "orang masak nasi dua kali setahun". Ini anugerah pertanian yang luar biasa dibandingkan dengan negerinya yang hanya bisa memasak beras sekali dalam setahun. Pada masa ini Jawa bisa mengirim beras dalam hitungan ton, Namun mengalami kemorosotan setelah kedatangan Portugis dan Belanda. Sekalipun demikian Dewi Sri tetap memberikan berkatnya bagi kesuburan tanah Jawa.

Sebelum era revolusi hijau tahun 1960an, padi di Indonesia hanya dibagi dua jenis yaitu, Javanica/Japanica dan Cereh (Tjereh). Cereh menurut catatan sejarah, pertama kali diperkenalkan dari Cina ke Jawa pada tahun 1914. Prestasi besar yang memiliki dampak yang luar biasa dalam sejarah beras di Indonesia. Wujud yang berhasil disilangkan adalah varietas asal Cina (Cereh) dengan varietas padi dari Bengala yang dikenal sebagai Latisail. Keturunan Cereh/Latisail merupakan varietas yang berbatang tinggi dan tidak mudah rebah serta berumur lebih pendek dibandingkan dengan varietas-varietas tradisional sebelumnya.

Pada awal tahun 1940an, varietas-varietas tersebut yang mencakup varietas-varietas dengan sebutan Bengawan, Cahaya, Fajar, Intan, Mas, Pelopor dan Peta disebarkan secara luas dan relatif ditanam dihampir semua sawah beririgasi, khususnya daerah Jawa. Persilangan berikutnya adalah varietas Bengawan dengan sebuah varietas Indonesia yang disebut sigadis, sehingga menghasilkan generasi padi berikutnya termasuk varietas-varietas seperti Arimbi, Dara, Syntha (Shinta). Semua "varietas yang disempurnakan" itu didistribusikan dan menjadi varietas yang tersebar luas di Indonesia pada tahun 1950an.

Catatan dari stasiun-stasiun benih di Jawa Timur pada awal tahun 1950an menunjukkan bahwa pada saat itu Bengawan merupakan varietas padi terpenting, paling menonjol dan paling banyak ditanam di sawah-sawah dataran rendah Jawa Timur. Cahaya, Mas dan Cereh juga ditanam secara luas. Varietas-varietas tersebut kemudian dipandang sebagai varietas "tradisional" di sawah-sawah dataran rendah Jawa Timur. Sebuah sumber menyebutkan, pada 1960an sekitar 10% dari padi yang di tanam di Indonesia terdiri dari empat varietas: Peta, Bengawan, Intan dan Mas.

Indonesia sendiri termasuk kaya akan keanekaragaman genetik padi (beras). berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Balai Penelitian tanaman, ditemukan 6.000 varietas pada tahun 1972-1974 dan meningkat menjadi 5.275 tipe Indica dan 3.002 tipe Japanica/Javanica pada tahun 1977. Namun Indonesia bukanlah center of origin (pusat asal) padi yang dibudidayakan. Di duga pusat asalnya dari India dengan spesies O. sativa l. spontanea.

Referensi:
Khudori, Ironi Negeri Beras
wikipedia

Sumber Gambar:
Sumber gambar:  https://m.ayocirebon.com

Post a Comment

Previous Post Next Post